30 November 2013 adalah hari paling bersejarah dalam kehidupan keluargaku, dalam 26 tahun kehidupanku dan dalam 26 tahun aku menjadi bagian dari hidupmu,…
Tak ada manusia yang tahu kapan dan bagaimana Tuhan memanggil umatNya untuk kembali pulang. Misi selesai… begitulah kataNya padamu hari itu. Meski baru sejam sebelum kepergianmu, tawamu masih terdengar dari telepon seluler itu…. Meski dering ponsel tanda panggilan darimu masih bergaung sejam sebelum kepergianmu, meski tanpa pesan terakhir kau pergi…. yah… Tuhan memanggilmu dan misimu selesailah….
Tak akan ada yang abadi selain kenangan bersamamu Pak. Kenangan tentang betapa hangatnya pelukan kasih sayangmu, damainya hatiku saat memandang senyummu meski himpitan dunia ini memenatkan hidup kita. Kenangan tentang masa-masa yang tak kan bisa kulupakan dari ingatanku.
Tinggallah selamanya dihatiku Pak… aku sungguh merindukanmu… sampai bertemu di sana suatu hari nanti saat panggilan itu sampai juga ke kehidupanku yang fana ini….
Good Bye My Lovely Dad…
ikut berduka cita ya….
terima kasih Ko.. 🙂
Mbaaak, apa kabar?
Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya Mbak..
kabar baik Mba… cm sdkt lemes aja badannya abis kehilangan Bapak. Makasih ya…
Semoga selalu dikuatkan ya. Jangan terus berduka, Tuhan punya rencana yang baik. Jadi rupanya boru Silaban ya ito. Aku Silaban nomor 12, sementara aku panggil ito Debby saja dulu ya.
Bapak nomor 15 , jd manggilnya apa ya? Bapa Tua lagi atau Ompung? 🙂
Turut berduka ya, Deb. Yang tabah….
iya Sis… Tq